Risiko Investasi Pusat Data untuk Perusahaan AI: Defisit Omzet yang Meningkat?

59
Perusahaan AI menghadapi ancaman finansial besar akibat investasi pusat data yang terus meningkat, dengan defisit omzet yang diperkirakan mencapai US$800 miliar pada 2030. (Voi.id)

Perusahaan kecerdasan buatan (AI) tengah menghadapi tantangan besar terkait investasi pusat data yang masif. Menurut laporan Bain & Co, ada kekhawatiran besar terkait defisit omzet yang dapat mencapai US$800 miliar pada tahun 2030.

Meskipun perusahaan seperti OpenAI berkomitmen pada investasi pusat data senilai ratusan miliar dolar AS, mereka masih belum dapat memonetisasi layanan seperti ChatGPT dengan cepat.

Pada 2030, kebutuhan tahunan untuk komputasi AI diperkirakan mencapai US$2 triliun. Namun, Bain memprediksi pendapatan yang dihasilkan dari layanan AI akan kekurangan sekitar US$800 miliar dari angka tersebut.

Hal itu menimbulkan pertanyaan besar mengenai kelangsungan model bisnis perusahaan AI dalam menghadapi pengeluaran besar untuk infrastruktur pusat data. Permintaan akan kapasitas komputasi dan energi untuk mendukung kecerdasan buatan, termasuk layanan seperti ChatGPT dan Gemini, meningkat pesat.

Investasi Pusat Data: Ancaman Terhadap Perusahaan AI di Masa Depan

Meskipun AI membawa banyak manfaat, laju pengembangan teknologi dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan tambahan masih tertinggal dari pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pusat data.

Ketua praktik teknologi global Bain, David Crawford menyatakan bahwa kecerdasan buatan dapat semakin membebani rantai pasokan global jika masalah ini tidak segera diatasi.

Perusahaan teknologi besar, termasuk Microsoft dan Amazon, diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran tahunan mereka untuk AI hingga lebih dari US$500 miliar pada 2030, yang juga menambah tantangan pada kapasitas pusat data.

Selain itu, pengembangan produk AI, seperti agen otonom dan komputasi kuantum, menjadi fokus utama. Di sisi lain, teknologi baru ini, yang berpotensi membuka pasar sebesar US$250 miliar, diperkirakan akan menghadapi adopsi bertahap selama 10 tahun ke depan.

Investasi besar-besaran dalam pusat data menjadi salah satu tantangan terbesar bagi perusahaan AI dalam jangka panjang. Dengan kebutuhan komputasi yang terus meningkat dan pendapatan yang tertinggal, industri ini harus menemukan cara untuk menyeimbangkan pengeluaran dengan potensi monetisasi agar dapat bertahan dan berkembang.

Pengembangan teknologi baru, seperti komputasi kuantum dan agen AI otonom, dapat membuka peluang baru bagi perusahaan AI untuk meningkatkan pendapatan mereka di masa depan.

Demikian informasi seputar kondisi maraknya investasi pusat data untuk AI. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.

Tags: bisnis, Defisit Omzet, Ekonomi, Infrastruktur Pusat Data, Investasi Pusat Data, Kecerdasan Buatan, Keuangan, Komputasi AI, Komputasi Kuantum, OpenAI, Pengembangan Produk AI, Perusahaan AI, Teknologi Global