
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 15 proyek migas yang akan beroperasi pada tahun 2025, dengan total investasi mencapai 832,7 juta dolar AS atau sekitar Rp13,6 triliun.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro menjelaskan bahwa proyek-proyek ini akan berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas Indonesia.
Proyek-proyek itu diproyeksikan dapat menambah kapasitas produksi minyak sebanyak 73.335 barel per hari (BOPD) dan kapasitas gas sebesar 896 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD). Jika dikonversikan, kapasitas total produksi migas diperkirakan mencapai 233.389 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Total produksi minyak dan gas dari 15 proyek migas ini diperkirakan mencapai 64.913 BOPD untuk minyak dan 792 MMSCFD untuk gas, yang jika dikonversikan setara dengan 206.288 BOEPD.
Dalam upaya mencapai target tersebut, SKK Migas juga mengimplementasikan tiga strategi utama untuk meningkatkan lifting migas. Ketiga strategi tersebut meliputi optimalisasi produksi dengan teknologi terkini, reaktivasi sumur idle, dan eksplorasi yang masif.
Hudi menegaskan bahwa meskipun pemerintah sedang merencanakan pembangunan kilang dengan kapasitas 1 juta barel per hari, peningkatan lifting migas tetap menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dalam proyek migas ini.
Hudi juga menambahkan bahwa meskipun ada tantangan dalam pelaksanaan proyek-proyek ini, SKK Migas berkomitmen untuk memastikan tidak ada keterlambatan yang terjadi, guna menjaga ketahanan energi nasional.
Dengan peningkatan kapasitas produksi migas ini, diharapkan dapat memenuhi permintaan energi yang terus meningkat di Indonesia.
Demikian informasi seputar proyek migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.