Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono mengungkapkan bahwa portofolio investasi dana pensiun hingga Maret 2024 masih didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Pernyataan ini disampaikan Ogi di Jakarta, Selasa (14/05) kemarin.
“Dari sisi portofolio investasi, pada dana pensiun sukarela per Maret 2024 masih didominasi oleh instrumen SBN sebesar Rp128,32 triliun dengan komposisi 36 persen dari total investasi,” kata Ogi.
Dominasi SBN dalam portofolio investasi dana pensiun tersebut dilatarbelakangi oleh tren kenaikan tingkat suku bunga dan fokus pengurus dana pensiun untuk menjaga stabilitas kinerja investasi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan pasar keuangan global. Kondisi ekonomi yang berfluktuasi membuat instrumen SBN menjadi pilihan yang lebih aman dan stabil.
Selain SBN, dua instrumen investasi terbesar lainnya adalah deposito dan obligasi. Deposito tercatat sebesar Rp96,47 triliun atau 26 persen dari total investasi, sementara obligasi mencapai Rp67,33 triliun atau 19 persen dari total investasi.
Instrumen lain seperti saham, reksadana, dan aset properti memiliki porsi yang lebih kecil dalam portofolio investasi dana pensiun. Komposisi saham dan properti masing-masing sebesar 8 persen, sedangkan reksadana sebesar 3 persen dari total investasi.
Ogi juga menyampaikan bahwa OJK sedang menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan dan penguatan dana pensiun yang diharapkan selesai dan dapat diluncurkan pada tahun 2024. Peta jalan ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem program pensiun di Indonesia, baik program pensiun wajib maupun sukarela, guna mempersiapkan kesejahteraan masyarakat setelah melewati usia produktif.
“Poin penting dalam roadmap ini adalah bagaimana sinergi pada ekosistem program pensiun di Indonesia, baik program pensiun wajib maupun sukarela, dalam rangka mempersiapkan kesejahteraan masyarakat setelah melewati usia produktif masih tetap terjaga,” ujar Ogi.
Peta jalan tersebut juga mendukung tercapainya replacement ratio sesuai standar International Labour Organization (ILO) sebesar 40 persen. Fokus pada roadmap ini mencakup penguatan tata kelola, strategi sumber daya manusia, manajemen risiko, hingga perluasan cakupan melalui digitalisasi termasuk jangkauan pada sektor informal.
Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, langkah OJK ini diharapkan dapat memberikan arah yang jelas dan stabil bagi perkembangan dana pensiun di Indonesia. Melalui strategi yang komprehensif dan sinergis, diharapkan kesejahteraan masyarakat setelah usia produktif dapat terjamin, sehingga masyarakat Indonesia dapat menikmati masa pensiun yang sejahtera dan terjamin.
Upaya penguatan ini juga selaras dengan tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap dana pensiun sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Dengan dominasi instrumen SBN dan fokus pada tata kelola serta manajemen risiko yang baik, dana pensiun diharapkan dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat optimal bagi para pesertanya.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi dana pensiun pada kuartal I-2024. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.