Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengungkapkan keprihatinannya terhadap penggunaan anggaran di instansi pemerintah yang tidak optimal. Banyak dana pemerintah yang digunakan untuk hal yang tidak konkret, seperti honor pegawai dan perjalanan dinas, yang mengakibatkan anggaran yang seharusnya untuk kepentingan tertentu menjadi teralokasikan dengan cara yang kurang efektif.
Salah satu contoh yang disampaikan Jokowi adalah terkait anggaran stunting di salah satu daerah. Meskipun anggarannya mencapai Rp10 miliar, namun hanya sebagian kecil yang digunakan untuk membeli makanan bergizi bagi anak-anak stunting.
Sebaliknya, sebagian besar anggaran tersebut digunakan untuk perjalanan dinas dan rapat, yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Hal ini membuat Jokowi merasa jengkel dengan cara penganggaran yang tidak sesuai dengan tujuan utamanya.
Menurut Jokowi, seharusnya sebagian besar anggaran stunting dialokasikan untuk membeli telur, ikan, daging, sayur-sayuran, dan makanan bergizi lainnya bagi anak-anak yang mengalami stunting. Dia menyatakan bahwa penggunaan anggaran yang tidak efektif juga terjadi pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sejumlah anggaran yang seharusnya digunakan untuk pengembangan UMKM justru terpakai untuk honor karyawan dan perjalanan dinas.
Jokowi mengungkapkan keinginannya agar anggaran pengembangan UMKM digunakan secara lebih jelas dan efektif, seperti untuk pengadaan mesin produksi, biaya pemasaran, dan pameran. Ia juga menyoroti kasus pembangunan balai penyuluhan pertanian yang mengalami hal serupa, di mana sebagian besar anggaran digunakan untuk honor dan perjalanan dinas.
Presiden Jokowi berharap agar penggunaan anggaran pemerintah dapat dioptimalkan dan lebih fokus pada kepentingan yang konkret, sesuai dengan tujuan program yang sedang dijalankan. Dengan demikian, penggunaan anggaran akan lebih efisien dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
