Kolaborasi Strategis SKK Migas dan Sinopec: Dorong Produksi Migas dan Ketahanan Energi

31
Kolaborasi SKK Migas dan Sinopec untuk meningkatkan produksi migas nasional. (JPNN.com)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan produksi migas melalui kolaborasi dengan China Petroleum and Chemical Corporation (Sinopec).

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua pihak, yang berlangsung pada Selasa (3/9) di Bali, menandai langkah penting dalam upaya mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi migas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD).

Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Indonesia, bersama dengan Administrator Administrasi Energi Nasional Republik Rakyat Tiongkok, turut hadir menyaksikan penandatanganan MoU ini.

Kolaborasi ini mencakup berbagai bidang, termasuk akuisisi blok eksplorasi, peningkatan produktivitas sumur, hingga pengembangan teknologi mutakhir seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) dan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS).

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa kolaborasi ini menjadi momentum penting untuk mencapai ketahanan energi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Perjanjian ini tidak hanya untuk meningkatkan produksi migas, tetapi juga untuk memanfaatkan teknologi maju yang dimiliki Sinopec. Hal ini sangat penting untuk mencapai target ambisius kami,” ujarnya.

Selain itu, Dwi juga menyoroti pentingnya proyek EOR dan CCS/CCUS dalam upaya memaksimalkan sumber daya energi yang ada. Indonesia saat ini sedang mengembangkan 12 proyek EOR dengan total cadangan mencapai 951 juta barel. Proyek tahap pertama di Lapangan Minas, Sumatera, telah siap dikembangkan setelah mendapatkan persetujuan.

Dalam aspek penangkapan karbon, proyek CCS/CCUS juga tengah dikembangkan di berbagai lokasi strategis, termasuk di Lapangan Tangguh, Masela, dan Sakakemang untuk mendukung proyek produksi migas.

“Dengan potensi penangkapan karbon sebesar 12,2 gigaton, proyek CCS/CCUS ini akan berkontribusi signifikan terhadap tujuan keberlanjutan global dan target net zero emission (NZE) pada 2060,” tegas Dwi.

Pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan penuh melalui regulasi yang komprehensif untuk pengembangan CCS/CCUS, baik di tingkat menteri maupun pedoman operasional SKK Migas.

Demikian informasi seputar perkembangan produksi migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.

Tags: bisnis, China, Ekonomi, Indonesia, Keuangan, Menteri ESDM, Migas, Minyak dan Gas Bumi, Net Zero Emission, Produksi Migas, Sinopec, SKK Migas, Tiongkok