Menteri Keuangan, Sri Mulyani mendorong investasi pasar modal untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama dari kalangan kecil dan menengah. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 di Gedung BEI, Kamis (2/1/2025).
Menurutnya, jumlah masyarakat yang berpartisipasi di pasar saham masih tergolong kecil. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya edukasi dan literasi investasi pasar modal, yang harus dilakukan sejak dini.
“Edukasi dapat dimulai dari tingkat sekolah dasar sehingga generasi muda familiar dengan pasar modal. Selain itu, kita harus terus mengembangkan instrumen investasi yang lebih terjangkau agar masyarakat kecil dapat ikut serta,” kata Sri Mulyani.
Ia mencontohkan keberhasilan Surat Berharga Negara (SBN) yang menawarkan pecahan kecil sehingga menarik perhatian pelajar dan mahasiswa. Ke depan, inovasi serupa diharapkan dapat diterapkan pada instrumen saham agar basis investor semakin luas.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa otoritas pasar modal bertanggung jawab menjaga kualitas saham yang diperdagangkan.
“Saham yang diperdagangkan harus memiliki fundamental kuat dan tata kelola yang baik. Dengan demikian, masyarakat tidak merasa membeli surat berharga yang ternyata tidak berharga,” tambahnya soal investasi pasar modal.
Langkah itu dinilai strategis untuk memperdalam pasar modal Indonesia, memperluas akses, dan menciptakan basis investor yang lebih inklusif. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat, stabilitas dan daya saing pasar modal diharapkan semakin kokoh.
Inisiatif pemerintah ini sejalan dengan target Bursa Efek Indonesia untuk meningkatkan jumlah investor ritel. “Kita berharap pasar modal tidak hanya menjadi milik segelintir orang, tetapi semua lapisan masyarakat bisa berinvestasi dengan aman dan nyaman,” ujar seorang analis pasar modal yang hadir dalam acara tersebut.
Demikian informasi seputar literasi investasi pasar modal di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.