Pembangunan PLTA Kayan untuk mewujudkan ketahanan energi di Indonesia, khusunya di Kalimantan.
PT Kayan Hidro Energi (KHE) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar berkapasitas 9.000 megawatt (MW) di Sungai Kayan, kecamatan Peso Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Pembangunannya akan dilakukan dalam lima tahap. Pertama akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. Selanjutnya PLTA Kayan 2 dengan target daya 1.200 MW.
Untuk PLTA Kayan 3 dan 4 diproyeksikan memiliki daya sebesar 1.800 MW. Dan PLTA Kayan 5 memiliki daya yang paling besar yakni 3.200 MW.
Konstruksi PLTA Kayan dimulai akhir tahun 2019
Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengatakan, pihaknya sudah melakukan kajian secara menyeluruh baik dari segi teknis dan juga lingkungan sejak 10 tahun silam.
Oleh karenaya, mereka percaya diri bahwa pelaksanaan konstruksi pembangkit listrik berbasis hidro power ini dapat dilakukan pada akhit tahun 2019.
“Kita sudah prepare kajian dan kesiapan dari hulu sampai hilir, akhir tahun ini kita rencanakan mulai konstruksi,” papar Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019). Terang khaerony seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Sebelumnya, pada pertengahan Agustus silam, Kantor Staf Kepresidenan telah memfasiliatasi perjanjian kerjasama atau head of agreement antara PT Kayan Hidro Energi dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait pembangunan PLTA di Sungai Kayan.
Penandatangan tersebut dikawal langsung oleh Kepala KSP Jendral (Purn) TNI Moeldoko dan disaksikan oleh Gubernur Kaltara Irianto Lambrie.
Ada dua jenis kerja sama yang disepakati di acara tersebut yakni kerjasama pelaksanaan konstruksi PLTA antara Synohydro Corporation Limited (Konsorsium dengan PT SEPC) dengan PT Adhi karya, PT Hutama Karya dan PT Brantas Abi Karya.
Selain itu, head of agreement juga dilakukan oleh PT Pelabuhan Internasional Indonesia dengan PT Pelabuhan Indonesia IV soal pembangunan Kawasan Industri dan pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan listrik yang diproduksi oleh PLTA Kayan akan disalurkan ke KIPI.
“Jadi tiga kegiatan besar itu sekaligus dalam satu kawasan terintegrasi,” ungkap Moeldoko di Kantor KSP, Kamis (15/8/2019).
Dia juga mengatakan, program energi baru terbarukan (EBT) di Kaltara ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan energi di Indonesia khususnya di Kalimantan dan Indonesia Timur pada umumnya.
“KSP akan mengawal hingga pembangunan PLTA ini terwujud,” papar Moeldoko.
Moeldoko menambahkan, pembangunan PLTA Kayan dan KIPI di Tanah Kuning sejalan dengan rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke sebagian daerah Penajem Paser dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.