Saham Sektor Migas: Potensi Dampak Penghentian Ekspor Gas Terhadap Emiten Migas Indonesia

73
PLN telah mengatasi masalah dengan membeli kargo LNG yang sebelumnya dialokasikan untuk ekspor. (pln.co.id)

Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Bahlil Lahadalia baru-baru ini mengungkapkan kemungkinan penghentian sementara ekspor gas alam untuk memprioritaskan konsumsi domestik. Langkah tersebut dipertimbangkan mengingat kebutuhan gas domestik yang terus meningkat, dengan permintaan diprediksi mencapai 1.471 TBTU pada 2025 dan 2.659 TBTU pada 2034. Hasilnya apakah akan membuat saham sektor migas lesu?

Meski begitu, pemerintah masih memastikan bahwa kontrak ekspor gas jangka panjang tetap harus dipenuhi, sehingga dampaknya terhadap perusahaan migas seperti Medco Energi (MEDC) perlu dicermati.

Dalam konteks ini, meskipun ada kekhawatiran terkait pasokan gas alam cair (LNG) di dalam negeri, PLN telah mengatasi masalah dengan membeli kargo LNG yang sebelumnya dialokasikan untuk ekspor. Namun, kementerian ESDM tetap mempertimbangkan larangan ekspor gas pada masa mendatang, meskipun ekspor sepenuhnya baru akan dihentikan pada 2036.

Bagi emiten migas seperti Medco Energi (MEDC), pengaruh kebijakan ini tampaknya tidak akan signifikan dalam waktu dekat. Kontrak ekspor gas yang dimiliki MEDC diperkirakan berakhir antara tahun 2028 hingga 2030, sehingga perusahaan ini relatif aman dari kemungkinan larangan ekspor dalam waktu dekat.

Meski demikian, saham sektor migas tetap memerlukan perhatian mengingat tantangan yang dihadapi industri ini.

BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan saham Medco Energi dengan target harga Rp 1.400 per saham, meskipun diperkirakan akan mengalami stagnasi produksi seiring dengan penurunan harga minyak dan kontribusi yang lebih rendah dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Sebaliknya, saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) dianggap lebih menjanjikan dengan proyeksi harga Rp 610 per saham, berkat tarif sewa kapal yang tinggi dan peningkatan permintaan eksplorasi.

Sebagai catatan, meski sektor migas Indonesia menghadapi tantangan, pemerintah tetap fokus pada pengelolaan energi yang berkelanjutan, dengan konsumsi gas domestik yang semakin meningkat. Oleh karena itu, investor perlu memperhatikan potensi dampak kebijakan ini terhadap saham sektor migas di masa depan.

Demikian informasi seputar perkembangan saham sektor migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.Com.

Tags: Amman Mineral Internasional, Bahlil Lahadalia, bisnis, Ekonomi, Keuangan, MEDC, Medco Energi, Menteri ESDM, Migas, Saham Sektor Migas, TBTU, Wintermar Offshore Marine