Wabah virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China, ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga berdampak pada kemanusiaan. Sejak wabah mematikan itu menyebar ke berbagai negara, warga keturunan China juga mendapat perlakuan yang berbau rasilalisme.
Virus Corona dan Perlakuan terhadap Orang China
Masyarakat memang memiliki kekhawatiran atas ancaman corona. Di saat yang bersamaan, mereka juga memberikan perlakukan tertentu pada warga China. Banyak yang menyalahkan orang-orang China sebagai penyebab adanya virus mematikan ini.
Perlakuan yang berbau rasialisme terjadi di berbagai negara. Misalnya seperti yang terjadi di Prancis. Sebuah surat kabar di negara itu menuliskan judul berita dengan tulisan ‘Yellow Alert (Peringatan Kuning)’ sebagai headline. Di samping tulisan, tergambar seorang wanita China yang mengenakan masker.
Selain itu, di Kanada perlakuan yang tak enak dialami oleh anak-anak keturunan China. Mereka dikucilkan oleh kawan-kawannya di sekolah. Beberapa restauran di negara Asia juga melarang tanda ‘No Chinese’ di depan restauran mereka dan ini terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Indonesia juga memiliki perlakuan tertentu kepada China, dipicu adanya virus corona dan diperparah dengan adanya hoax yang beredar. Di Indonesia, perlakuan rasialis dikaitkan dengan produk salah satu ponsel yang banyak beredar di Indonesia.
“Buang ponsel Xiaomi Anda! Virus corona berasal dari China dan menyebar melalui server, keluar dari speaker Xiaomi! Nyawa Anda lebih penting. Disarankan Anda membuang ponsel Xiaomi Anda,” bunyi hoax yang beredar di media sosial.
Selain adanya hoax yang menghubungkan corona dengan brand ponsel, masyarakat sempat mempermasalahkan adanya wisatawan Tiongkok yang kebetulan berkunjung ke Indonesia dan warga Tiongkok yang bekerja di Indonesia.
Bali sebagai daerah wisata dan industri tentu tidak luput dari sorotan masyarakat. Dari segi wisata, Bali dikunjungi banyak wisatawan China. Selain itu, Bali juga jadi kota Industri karena menjadi daerah operasi PT GEB. Para pekerja China yang ada di PT GEB dinilai akan berkontribusi menyebarkan virus corona. Padahal, para pekerja telah tinggal di perusahaan tersebut sebelum wabah corona menyebar.
Meski ketakutan masyarakat terhadap virus corona dapat dimaklumi, namun perlakuan rasialis yang diterima warga China tidak dibenarkan. Antara virus corona dan orang beretnis Tionghoa tidak memiliki ikatan khusus. Virus dapat menyebar ke siapa saja kepada etnik apa saja.
Terkait virus corona sendiri, pemerintah Indonesia telah memperketat pengawasan terhadap virus ini. Sampai sekarang, pemerintah belum menyatakan adanya virus corona di Indonesia.