Industri Migas Indonesia Berkembang: Substitusi Barang Impor Naik 52% dalam Dua Tahun Terakhir

175
Ditjen Migas mencatat pencapaian positif dalam pengendalian barang impor fasilitas masterlist, terutama sektor barang operasi hulu migas. (Kompas.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, Ditjen Migas mencatat pencapaian positif dalam pengendalian barang impor fasilitas masterlist, terutama sektor barang operasi hulu migas. Pada tahun 2021 dan 2022, terjadi peningkatan substansial sebesar 52% dalam substitusi impor, sebuah langkah signifikan dalam mendukung pertumbuhan industri migas di Indonesia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji memberikan apresiasi kepada Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), Produsen Dalam Negeri, dan para pemangku kepentingan atas kontribusi mereka dalam mencapai peningkatan tersebut. Forum Apresiasi Program Substitusi Impor (PROSUSI) Barang Operasi Hulu Migas pada 16 November menjadi ajang untuk merayakan keberhasilan ini.

Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa sejak diperkenalkannya kegiatan PROSUSI dan Program Guna Bina Dalam Negeri (PROGUNADI) pada tahun 2021, terjadi peningkatan jumlah barang dalam negeri yang berhasil mensubstitusi barang impor. Komoditas Structural dan Tubular Fitting Valve mencatat substitusi terbesar, masing-masing sebesar 16% dan 9%. Sementara itu, substitusi terkecil terjadi pada komoditas Drilling Production sebesar 5%, terutama subsurface yang memerlukan penelitian dan pengujian di lapangan.

“Tahun 2023 menjadi tonggak penting dengan produk dalam negeri seperti ceramic screen, zirconium screen, pack off, dan gas lift valve mampu menggantikan barang impor pada komoditas Drilling Production. Harapannya, produk-produk ini akan terus meningkatkan nilai substitusi impor di masa mendatang,” tambah Tutuka.

Pada forum PROSUSI, Tutuka memberikan penghargaan kepada produsen dalam negeri atas 14 kategori produk dan 3 Kategori KKKS yang memberikan kontribusi terbaik dalam mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri. Ini menjadi langkah penting dalam membangun kepercayaan dan kerja sama di antara semua pemangku kepentingan dalam industri hulu migas.

Selain pemberian penghargaan, forum ini juga diharapkan dapat menjadi media pembentukan komitmen dan komunikasi yang kuat di antara semua komponen bangsa untuk mendukung penggunaan produk dalam negeri dalam kegiatan usaha hulu migas. Program PROSUSI dan PROGUNADI, yang telah dibangun bersama sejak tahun 2019, terbukti berhasil dalam memperbaiki database Apresiasi Produk Dalam Negeri (APDN) yang digunakan sebagai acuan strategi pengadaan barang dan jasa serta kebijakan Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (BM & PDRI) untuk mengendalikan impor barang operasi migas.

Demikian informasi seputar upaya pengendalian barang impor dari pemerintah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.com.

Tags: bisnis, Ekonomi, Hulu Migas, Impor, Keuangan, KKKS, Migas, Minyak dan Gas, Minyak dan Gas Bumi, PROSUSI