Penerapan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance) telah menjadi fokus utama bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam menjalankan operasinya. Di tengah kompleksitas industri migas yang sering kali ditemui dengan berbagai masalah korupsi dan penyuapan, PHR terus menguatkan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Pengamat ekonomi dan bisnis dari Universitas Riau, Dahlan Tampubolon mengakui bahwa PHR telah menunjukkan konsistensi dalam penerapan prinsip GCG, sehingga mampu bersaing dengan perusahaan internasional lainnya. Bahkan, implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di PHR dianggap setara dengan perusahaan internasional oil company (IOC). Hal ini terlihat dari penandatanganan komitmen bersama antara PHR dengan para mitra, yang menunjukkan komitmen dalam menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) dan SMAP di wilayah kerja Rokan.
Komitmen PHR terhadap GCG tidak hanya tercermin dalam tahapan kontrak, namun juga dalam seluruh proses kerja, termasuk prosedur procurement, pelaksanaan pekerjaan, hingga pembayaran kepada para mitra. Standar yang tinggi yang diterapkan oleh PHR membantu memastikan kualitas, keselamatan, dan ketepatan waktu pengiriman barang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Mitra PHR, seperti PT Lerindro Internasional, juga mengakui standar yang tinggi dari PHR, terutama dalam hal manajemen kesehatan, lingkungan, dan keselamatan.
Melalui konsistensi dalam menerapkan prinsip GCG dan standar tinggi dalam industri migas, PHR terus membuktikan komitmennya terhadap integritas dan profesionalisme dalam setiap aspek operasionalnya. Dengan demikian, PHR memainkan peran krusial dalam memperkuat sektor migas Indonesia secara keseluruhan.
Demikian informasi seputar penerapan prinsip GCG oleh PT Pertamina Hulu Rokan. Untuk berita ekonomi dan bisnis lainnya hanya di Bulelengpagi.com.
