Twin Lake Festival (TLF) Dibuka Danau Buyan Mari Ramaikan

1062

Digelar di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, dan di Danau Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, resmi dibuka.

Pembukaan diawali dengan lomba gebogan yang dipusatkan di wantilan yang ada di Danau Buyan. TLF berlangsung selama empat hari hingga Sabtu. TLF dibuka oleh Kepala Bidang Wilayah IV, Deputi Pemasaran I, Kementerian Pariwisata RI, Syukuri. Dalam sambutannya, Syukuri menyebut, Kementerian Pariwisata sangat mendukung kegiatan TLF, guna mendukung kepariwisataan Indonesia. Dengan kegiatan seperti TLF, akan semakin banyak atraksi kesenian dan budaya yang dapat dilihat oleh wisatawan. Pembukaan TLF dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana dan  Nyoman Sutjidra, serta seluruh pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng, serta undangan lainnya.

Ditemui usai pembukaan, Bupati Agus Suradnyana menjelaskan, lewat TLF ini Pemkab Buleleng mengajak masyarakat dan stakeholder lainnya lebih peduli dengan Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Sudah terbukti, kepedulian masyarakat terhadap dua danau ini sudah semakin meningkat. Penataan Danau Buyan pun sudah didesain  oleh pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) yang berwenang untuk penataan danau. “Melalui TLF yang sudah diselenggarakan sebanyak lima kali untuk meningkatkan kepedulian terhadap Danau Buyan,” jelasnya.

Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini juga mengungkapkan kalau Danau Buyan ditata dengan baik, akan tidak kalah dengan danau lain yang lokasinya dekat. Sekarang tinggal mengatur tata ruang dan zona-zonanya. Mana tanah milik pribadi dan mana tanah milik pemerintah yang bisa dimanfaatkan untuk ruang terbuka di sekitar Danau Buyan ini. “Yang jelas tahun depan kita sudah memiliki perencanaan yang komprehensif menyangkut pemanfaatan, pelestarian dan revitalisasi Danau Buyan,” ungkap Agus Suradnyana.

Terkait dengan kondisi air danau yang masih pasang, Bupati Agus Suradnyana telah menginstruksikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk berdiskusi dengan BWS untuk feedback lima atau sepuluh tahun ke belakang, guna mengetahui rata-rata ketinggian permukaan danau. “Dengan diskusi tersebut kita bisa menemukan titik maksimal daripada kenaikan air danau,” ujarnya.

Sebelum pembukaan, TLF V diawali dengan lomba Gebongan dengan buah lokal. Lomba Gebogan ini diikuti sebanyak 12 peserta yang terbagi dari perwakilan masing-masing masing PKK Kecamatan yang ada di Buleleng,  Kelompok wanita Tani (KWT)  dan Siswi SMA/SMK yang ada di Buleleng.

Ketua Penilai lomba Ketut Suastini mengatakan, lomba gebogan ini digelar dikarenakan gebogan masih sangat penting dalam upacara keagaaman, “Lomba ini penting mengingat gebogan dan banten pejati selalu diperlukan dalam setiap upacara keagamaan Hindu,” tandasnya.

Lebih Lanjut,  Ketut Suastini menjelaskan kreteria Lomba Gebogan ini tidak lain adalah penataan buah,  keserasian,  dan ketrampilan peserta. Dipilihnya buah lokal sebagai bahan Lomba Gebogan, Menurutnya, bisa  menggali potensi buah lokal yang ada di Kabupaten dan juga untuk mengangkat gengsi buah lokal. Pada lomba gebogan kali ini,  PKK Kecamatan Sukasada sukses menjadi juara,  juara II diraih SMKN 1 Seririt, sedangkan PKK Kecamatan Gerokgak berhasil meraih juara III.