Pelabuhan Watu Nunggal Kedonganan Bali awalnya dipersiapkan Kabupaten Badung untuk mengantisipasi penutupan Bandara Ngurah Rai akibat erupsi Gunung Agung. Jadi Pelabuhan Watu Nunggal sebenarnya adalah pelabuhan nelayan yang kemudian difungsingan untuk penyebrangan orang jika dibutuhkan.
Antisipasi ini dilakukan karena jarak dari ke dua pelabuhan tersebut cukup dekat. Waktu tempuh yang dibutuhkan adalah sekitar 2,5 jam perjalanan.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra mengatakan jika saat ini Pelabuhan Watu Nunggal statusnya masih pelabuhan perikanan. Namun jika dibutuhkan maka pelabuhan tersebut dapat multifungsi sebagai pelabuhan penyebrangan. Alih fungsi tersebut juga terkait dengan SOP mitigasi dari Pemerintah Kabupaten Badung.
Meski sebagai pelabuhan penyebrangan alternatif, banyak wisatawan yang memanfaatkan rute penyebrangan tersebut. Bahkan yang banyak memanfaatkan justru wisatawan mancanegara. Padahal pelabuhan Watu Nunggal ditujukan untuk para wisatawan domestik.
Wisatawan mancanegara lebih memilih menggunakan rute penyebrangan dari Pelabuhan Watu Nunggal menuju ke Banyuwangi karena dinilai lebih efisien. Waktu tempuh yang hanya 2,5 jam lebih mereka pilih. Alasan lainnya mereka memiliki jalur laut dibandingkan jalur udara adalah wisatawan dapat menikmati pemandangan alam sekaligus melihat lumba-lumba yang berlompatan di lautan. Wisatawan mancanegara juga senang melihat nelayan tradisional mencari ikan di laut.
Menurut General Manager Marina Srikandi, Wayan Yudiana juga mengungkapkan jika pihaknya akan menyediakan paket Tirtha Yatra bagi warga Bali yang ingin melakukan perjalanan spiritual ke tanah Jawa.
Kapal yang digunakan pada rute Pelabuhan Watu Nunggal ke Banyuwangi berkapasitas 78 penumpang. Setiap hari hanya sekali perjalanan baik dari kedonganan maupun Banyuwangi. Jika dari Pelabuhan Watu Nunggal Kedonganan jadwal pemberangkatan adalah pukul 14:30 WITA, sementara dari Banyuwangi berangkat pada pukul 07:30 WIB.
Selain untuk wisatawan, Wayan Yudiana juga mengungkapkan jika rute tersebut juga dimanfaatkan oleh pelajar asal Bali yang kuliah di Jawa. Ada banyak mahasiswa yang menggunakan kapal Marina karena harganya juga cukup terjangkau.
“Kedepannya jika dibutuhkan dan banyak diminati maka pihaknya siap membuka jadwal keberangkat tambahan.” Ujar Wayan Yudiana.