Ini Alasan Koster Tutup TPA Suwung

880
TPA Suwung
Alat berat dioperasikan untuk mengeruk timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar, Bali,

TPA Suwung merupakan TPA terbesar di Bali dan akan dilakukan penutupan oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Ada beberapa alasan kenapa TPA Suwung ditutup. Salah satunya adalah TPA Suwung memiliki biaya operasional yang tinggi. Biaya tinggi tersebut dirasakan oleh pemerintah daerah dan pusat.

Penutupan TPA Suwung dilakukan sesuai arahan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan.

Nantinya penutupan TPA Suwun dilakukan setelah pembangunan tiga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kota Denpasar selesai. Sehingga penutupan dilakukan seteah tiga TPST beroperasi.

“Dengan beroperasinya 3 TPST ini maka TPA Suwung kami akan tutup sesuai dengan arahan Bapak Menko Maritim,” ungkap Koster.

Tiga TPST berlokasi di Desa Pedangsambian Kaja, Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan di Desa Kertalangu. Jika sesuai rencana Ketiga TPST tersebut dapat mengolah sampah hingga 820 ton per hari.

Rencana teken kontrak terkait pembangunan ketiga TPST tersebut dilakukan pada akhir Mei. Dengan begitu awal Juni 2022 diharapkan pengerjaan bisa dimulai. Pembangunan tiga TPST dijanjikan akan selesai pada September 2022.

“Janjinya akhir bulan September sudah selesai sehingga TPST tiga di Denpasar ini sudah bisa beroperasi paling lambat akhir September atau awal bulan Oktober sebelum pertemuan G20,” ungkap Koster.

Sebelumnya, Menteri Luhut telah menyiapkan tiga tempat pengolahan sampah berteknologi refusederived fuel (RDF) di Kota Denpasar, Bali.

Nantinya usai ditutup TPA Suwung akan dijadikan Eco Park. Tujuannya adalah untuk menghindari bencana akibat overload sampah yang mencapai ketinggian hingga 30 meter.

Tags: Bali, denpasar, TPA Suwung