Investasi syariah semakin diminati oleh sebagian masyarakat, namun masih banyak yang bingung mengenai instrumen investasi yang dapat dimanfaatkan dan tersedia di pasar keuangan. Senior Vice President Wealth PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Asri Natanegeri memberikan wawasan yang berharga terkait cara memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial.
Anak muda, terutama setelah pandemi COVID-19, mulai menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap investasi. Menurut Asri, penting untuk memiliki tujuan yang jelas dalam berinvestasi, apakah untuk pendidikan, pensiun, atau kebutuhan lainnya. Dari tujuan tersebut, masyarakat perlu memilih instrumen investasi yang sesuai dengan rencana keuangan mereka, khususnya investasi syariah.
Dalam hal ini, pemilihan instrumen investasi harus disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhan investasi. Instrumen jangka pendek dengan likuiditas tinggi dapat dipenuhi dengan instrumen yang tersedia di pasar uang. Untuk kebutuhan jangka menengah, sukuk bisa menjadi pilihan yang tepat.
Selain memperhatikan jangka waktu, penting juga untuk memahami kelas aset yang dipilih dalam menyusun portofolio investasi. Seorang investor konservatif cenderung memilih porsi saham yang lebih kecil, sementara pasar uang dan sukuk perusahaan (obligasi) dapat mendominasi portofolio mereka. Di sisi lain, investor dengan profil risiko yang lebih tinggi akan cenderung memilih instrumen saham yang memiliki potensi keuntungan besar.
Dalam menghadapi berbagai pilihan instrumen investasi, pemahaman yang mendalam tentang profil risiko, kebutuhan keuangan, dan jangka waktu adalah kunci dalam membangun portofolio investasi yang efektif dan sesuai dengan prinsip syariah. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkan investasi syariah sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan mereka dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang mereka anut.
Demikian informasi seputar investasi syariah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Bulelengpagi.com.
