Potensi Sayuran Hidroponik di Bali

4207

Sayuran hidroponik saat ini mulai banyak diminati di Bali, khusunya di Kabupaten Buleleng. Hasil dari sayuran hidroponik bahakan sudah merabah ke restoran-restoran yang ada di kawasan Denpasar, Nusa Dua, dan swalayan di Bali.

Sistem tanam hidroponik merupakan budidaya menanam yang memanfaatkan air tanpa mengguankan media tanah. Sistem ini lebih menekankan pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Sedangkan kebutuhan air pada sistem tanam hidroponik lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air yang menggunakan media tanah.

Di Bali sayuran hidroponik yang paling dikenal berasal dari Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Yang menarik dari tempat tersebut adalah para pembeli dapat datang langusng untuk membeli dan memanen langsung tanaman hidroponik yang ada. Pembeli juga diberi kesempatan untuk belakar bercocok tanam.

Menurut Agung Hendi Satria, salah seorang petani sayuran hidroponik mengungkapkan bahwa hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang media utamanya adalah air. Menurutnya, di Desa Pancasari para petani sudah mengembangkan teknik hidroponik sejak tahun 2015. Terdapat sekitar 35 jenis sayuran yang sudah berhasil dikembangkan dengan tekni hidroponik.

Sayuran tersebut antara lain sawi hijau, bayam merah, kangkung cabut, pokcay, dan sebagainya. Agung menambahkan bahwa keunggulan dari sayuran hidroponik adalah hasil yang didapat lebih baik. Artinya sayuran hidroponik tidak mengandung zat kimia. Selain itu, waktu panen tanaman hidroponik lebih cepat dibandingkan dengan menanam menggunakan media tanah.

Sayuran hidroponik tidak menggunakan pestisida atau obat kimia lainnya. Hal ini yang membedakan sayuran hasil hidroponik dengan sayuran yang ditanam menggunakan media tanah.

Agung menambahkan baha penyemaian bibit sayuran dilakukan di atas rockwool yang sudah diisi air, kemudian disimpa di tempat yang tidak terkena sinar matahari selama tiga hari. Bibit tanaman yang telah tumbuh akan dipindahkan ke media yang lebih besar. Setelah seminggu tanaman akan dipindahkan ke media pendewasaan.

Pada media pendewasaan, air yang sudah dicampur nutrisi akan dialirkan selama 24 jam non stop dan petani harus rutin memeriksa untuk memastikan tidak ada jalur yang tersebumbat. Jika terdapat saluran air yang tersumbat maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.