CEO First Resources, Ciliandra Fangiono merupakan pemilik perusahaan yang mengoperasikan perkebunan sawit seluas ratusan ribu hektare dan belasan pabrik minyak sawit ini, masih tercatat sebagai miliuner paling muda dalam jajaran 50 orang terkaya versi Forbes. Peringkat 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2022 sendiri masih didominasi oleh pengusaha veteran. Deretan orang kaya tersebut memiliki usia rata-rata 60-80 tahun ke atas.
Sedangkan Ciliandra Fangiono untuk pertama kalinya masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada 2009. Selama 13 tahun, belum ada triliuner yang lebih muda dari usianya bisa mengungguli kekayaannya. Saat Ciliandra pertama kali masuk jajaran 40 orang terkaya di Indonesia, kekayaannya ditaksir sebesar US$710 juta.
Dikutip dari Forbes, per 2022 Ciliandra Fangiono mengantongi harga hingga US$2,2 miliar atau setara dengan Rp34,32 triliun (kurs Rp15.600). Dengan kekayaannya yang mencapai Ro 34,32 triliun itu, sosoknya berhasil menempati urutan ke-20 dalam daftar orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes.
First Resources adalah perusahaan minyak sawit yang terdaftar di Singapura dengan perkebunan di Indonesia. Keluarga Fangiono memiliki saham mayoritas di First Resources, di mana ayahnya Martias yang sebelumnya telah mendirikan perusahaan tersebut lebih dari dua dekade lalu.
Harta Kekayaan Ciliandra Fangiono Capai Rp17 Triliun
Sebelum bergabung dengan bisnis keluarga, Ciliandra bekerja di divisi perbankan investasi Merrill Lynch di Singapura. Dia adalah Sarjana Ekonomi Senior dan dianugerahi Hadiah Buku PriceWaterhouse saat di Universitas Cambridge.
Adapun sebagian besar harta kekayaannya ini ia dapatkan setelah pada tahun 2021 lalu keluarga tersebut mengumumkan perusahaan perkebunan kelapa sawitnya FAP Agri, yang dikendalikan oleh kakak perempuan Ciliandra, Wirastuty.
Sebagai informasi, sebelumnya pada 2020 Ciliandra Fangiono tercatat memiliki harta kekayaan mencapai US$1,1 miliar (Rp17,16 triliun). Setelahnya pada 2021 harta kekayaannya tercatat terus meningkat hingga US$1,8 miliar (Rp28,08 triliun).