PLTA Kayan Mulai Digarap, Begini Peran Adhi Karya dan Pelindo IV

0
1369

Pembangunan PLTA Kayan akan diintegrasikan dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional.

Program strategis nasional di Kalimantan Utara yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 9.000 megawatt (MW) di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan akan segera dieksekusi pada akhir tahun 2019.

Pelaksanaan proyek tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Kayan Hidro Energi selaku investor utama dengan dua unit usaha milik BUMN yakni, PT Adhi Karya dan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV.

Penandatananan MoU tersebut dikawal langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie di Kantor KSP pada pertengahan Agustus lalu.

Menilik peran Adhi Karya dan Pelindo IV dalam konstruksi PLTA Kayan

Gambar PLTA Jatigede (Dok. PUPR)

Menurut Kepala Staf Kepresidenan Jendral (Purn) TNI Moeldoko, pembangunan PLTA Kayan akan difungsikan untuk menyuplai kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) yang akan dibangun di Tanah Kuning.

“Nanti ada pembangunan pelabuhan, karena disitu juga secara terintegrasi akan dibangun sebuah kawasan industri. Tiga proyek besar itu sekaligus dalam satu kawasan yang terintegrasi,” ucap Moeldoko. Seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

Dia menyebut, kawasan disekitar PLTA Kayan kedepan akan berkembang menjadi kawasan industri dengan skala yang amat besar. Kehadiran PLTA akan mendorong tumbuhnya geliat industri di sana dengan memasok listrik di kawasan tersebut.

Senada dengan Moeldoko, Gubernur Kaltara Irianto Lambrie berpendapat kerja sama antara dua unit usaha milik BUMN dengan PT kayan Hidro Energi merupakan langkah yang strategis.

Irianto menjelaskan, kedepan, PT Pelabuhan Indonesia IV akan berfokus pada pembangunan pelabuhan internasional. Adapun PT Adhi Karya akan fokus pada pembangunan PLTA di Sungai Kayan.

“Tadi sudah dipaparkan oleh Pak Moeldoko, konstruksi PLTA terintegrasi dengan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI),” jelas Irianto.

Dari segi investasi, pembangunan PLTA Kayan diperikirakan akan menghabiskan dana hingga ratusan triliun rupiah.

“Investasinya 2,3-2,7 juta dolar AS per MW. Kenapa mahal? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut,” ujar Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony, Rabu (21/8/2019) seperti dikutip dari Tirto.id.

Jika produksi listrik PLTA Kayan mencapai 9.000 MW, maka pembangunan PLTA Kayan akan menghabiskan dana sekitar 20,7-24,3 miliar dolar AS atau senilai Rp 289,8 triliun-Rp 340,2 triliun. Dengan asumsi 1 dolar AS setara dengan Rp 14.000,-.